Life doesn't get easier, you just get stronger

Sabtu, 08 November 2014

Semoga Bahagia Segera Menjemput mu, Sahabatku

Saya akan menceritakan seorang teman saya yang bagi saya merupakan sahabat bahkan seperti orang tua, sebut saja dia   . Kenapa   , karena bagi saya dia adalah wanita yang sangat tegar. Perkenalan kami berawal dari masa SMP, yaa saat SMP kami lumayan dekat tetapi saat itu saya merasa kedekatan kami hanya sebatas teman. Bahkan selepas kelulusan SMP pun kami tidak pernah bertemu dan berkomunikasi.

Kami bertemu kembali tepatnya saat saya baru memasuki masa kuliah. Pertemuan yang tidak sengaja itu membuat kami mulai berkomunikasi lagi. Karena tempat dia bekerja tidak jauh dari rumah saya sehingga dia pun sering main ke rumah saya. Dia adalah sosok periang menurut saya, tidak sekali pun terlihat wajah sedih ketika bermain dengan saya.

Tepat setahun dia bekerja, dia berhenti dari pekerjaannya karena ingin melanjutkan pendidikannya. Setelah dia berhenti bekerja kami jadi semakin sering bermain, bahkan dia bisa berhari-hari bermalam dirumah saya. Walaupun kami berbeda agama, dia selalu mengingatkan saya untuk beribadah di sela-sela waktu kami bermain.

Satu semester dia menjalani masa kuliah sebagai mahasiswi, dia tertimpa musibah. Bapaknya pergi untuk selama-lamanya karena penyakit yang sudah lama dideritanya. Berawal dari situ pun semuanya berubah, walaupun dia tetap kelihatan ceria tetapi seperti ada banyak hal yang dipikirkannya.

Meski kita sering bermain bersama, bercerita banyak hal tetapi dia tetap tertutup untuk masalah keluarga yang dia hadapi. Hingga suatu saat saya tahu bahwa dia mempunyai kakak yang selalu berlaku kasar kepadanya, bahkan perlakuan kasar itu dia dapat dari waktu kecilnya. Saya pun baru tahu kalau alasan dia sering menginap di rumah saya adalah untuk menghindari kakaknya itu.

Kuliahnya pun berantakan, terkadang dia terpaksa bolos kuliah untuk berkerja. Uang yang dia dapatkan itu digunakan untuk diberikan kepada kakaknya itu dan terkadang untuk biaya berobat ibunya yang sakit. Sedih dan kasihan saya melihat perjuangannya untuk keluarganya itu.

Dia mempunyai dua kakak lagi, yang satu tinggal bersamanya dan yang satu sudah berkeluarga. Saya pun mengusulkan agar dia tinggal bersama kakaknya yang sudah berkeluarga itu, namun dia tidak mau dengan beralasan takut merepotkan. Namun, lama-lama saya tahu alasan sebenarnya bukan itu. Alasan sebenarnya adalah dia mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dari suami kakaknya itu.

Saya sedih, bingung sekaligus kasihan. Bisa membantu pun hanya sekedarnya. Sering saya berpikir kenapa kehidupannya begitu rumit dan keras. Untuk wanita seumuran saya rasanya terlalu sulit jika mendapatkan cobaan seperti itu. Saya heran bisa-bisanya dia tetap ceria meski pun menghadapi banyak masalah seperti itu.

Well, dari kisah hidupnya itu saya belajar banyak hal. Belajar lebih bersyukur karena masih memiliki kedua orang tua, keluarga yang tidak pernah berlaku kasar terhadap saya, bersyukur masih diberi kecukupan, bersyukur tidak diberi cobaan seperti itu.

Terkadang saya merasa malu selalu merasa kurang, padahal benar “sedikit apa pun uang akan cukup bila digunakan untuk biaya hidup, tetapi sebanyak apa pun uang tidak akan pernah cukup bila digunakan untuk memenuhi gaya hidup”. Saya merasa kecil sekali jika dibandingkan dengan dia dan perjuangan hidupnya.

Saya bangga memiliki sahabat seperti dia. Sosok wanita yang tegar, kuat dan tidak mudah putus asa. Saya belajar sesulit apa pun hidup saya, saya harus tetap ceria. Saya harus membuat orang di sekeliling saya bahagia walaupun dalam diri saya banyak kesedihan yang saya dapatkan.

Semoga setelah semua kesedihan dan pengorbanannya selama ini akan berujung kebahagiaan untuknya. Semoga setelah derita hidup yang tidak putus-putus itu akan digantikan dengan kebahagian yang tidak terputus-putus juga kelak.

Saya hanya bisa berdoa agar dia tetap tegar dan tidak putus asa. Semoga kelak dia akan merasakan kebahagian dan tidak menanggung beban hidup seperti ini lagi. Saya berharap bisa menjadi wanita tegar seperti dia. Semoga bahagia segera menjemput mu, sahabatku.